Ketika Hati Berselimut Ikhlas
hembusan angin malam seolah tak dihiraukan oleh kulit hitamkoe.koe berjalan seharian tanpa merasakan haus dan lapar.otak, perut, seolah penuh dengan permasalahan yang mengenyangkankoe.ntah siapa yang bodoh dan yang diperbodoh dalam permasalahan ini, pertikaian tadi pagi benar benar membuatkoe muak akan hidupkoe..tapi akoe yakin semoa ini sudah diatur oleh-NYA..akoe memberanikan pergi melangkahkan kakikoe meninggalkan rumah besar di perkampungan yang penuh dengan gemerlap tanduk setan.rumah kecil yang dulu teduh dan tak pernah ada keluhan sekalipun terterpah angin dan banjirnya air hujan kini seolah menjadi derita. walaupun sekarang tak sekecil dan sekotor dulu, bahkan sangat indah dan nyaman untuk orang orang yang terperangkap dalam rayuan dunia. berkali kali akoe menatap ke langit luas dan terus bertanya tanya, sampai kapan??sampai kapan?? dan sampai kapan akoe memakan kelezatan dan menikmati keindahan yang sebenarnya adalah api. semua berawal dari hutang yang menjerat keluarga dan jeratan itu nyata dari setan, rentenir!tanpa berpikir panjang, ayah mencoba mengundi nasib di perkotaan besar. beruntung ada yang membawa ayah untuk mendapat pekerjaan. ayah bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan swasta. berangsur angsur hutang berkurang dan akoe sangat bersyukur walaupun hanya seiris tempe atau tahu sehari dapat koe makan. tapi, ternyata kenikmatan ini tak selamanya koe rasakan, cobaan kembali menerpa, seperti tersengat listrik dan aliranya terus menjalar ke seluruh tubuhkoe, adikkoe masuk rumah sakit, demam berdarah!
"nyamuk sialan! gigit aja tuh orang2 berduit!!" teriakkoe dalam hati. ayah kebingungan mencarikan duit, sedangkan ibu terus memaksa agar segera dapat uang untuk menebus obat adikkoe. akoe berlari dan terus berlari, meninggalkan kelaskoe di SMK pagi itu, usahakoe memperoleh sumbangan di kelas berhasil, teman temankoe mengumpulkan sisa uang sakunya untuk adikkoe. koe lihat seorang kakek , menyeberang di keramaian jalan, "masa bodoh!" pikirkoe frustasi, tak biasanya akoe membiarkan orang tua menyeberang sendirian. kali ini akoe benar benar tak dapat membedakan lagi mana yang harus mendapat keadilankoe. koe paksakan berlari dan terus berlari ingin secepatnya menyerahkan uang agar adikkoe cepat dapat obat. leganya, uang yang tak seberapa ini dapat menebus obat walaupun hanya dapat setengahnya. adikkoe sembuh..alhamdulillah..perasan jambu biji merah yang akoe bawakan setiap hari dapat mempercepat kesembuhannya. berbulan-bulan tiada satupun masalah, sampai akhirnya akoe lulus SMK. terlintas ingin melanjutkan sekolah, tapi tak mungkin.
"bisa lulus SMK saja sudah beruntung" ucap ibu saat akoe mencoba mengatakan semoa keinginankoe. secepatnya akoe mencari pekerjaan walaupun hanya menggunakan surat keterangan lulus, karna kelamaan menunggu keluarnya ijazah. alhasil akoe langsung mendapat pekerjaan di sebuah pertokoan baju terbesar dikotakoe. tak terasa 7 bulan akoe bekerja, dan bulan itu juga kejadian tak terduga menghantamkoe, ayahkoe selingkuh! ibu frustasi dan sakit2an. akoe membanting tulang, tak mempedulikan walaupun harus lembur setiap hari. suasana rumah berubah, ibu hilang keimanan, tak pernah sholat. bahkan ayahkoe pulang dalam keadaan mabuk."cobaan apalagi??" keluhkoe pada-NYA dengan isak tangis. akoe bingung, hilang, kosong, tak ada lagi penasehat, doa dari ibukoe. akoe berhenti bekerja dan melawan arus untuk melanjutkan kuliah, akoe memaksa agar ayah membiayaikoe kuliah, dengan begitu pikirkoe ayah bisa berhenti untuk menghamburkan uangya untuk membeli barag haram itu. rencanakoe berhasil, ayah giat bekerja. nilaikoe2 dapat memotivasinya, akoe terus belajar dan belajar..dua semester sudah koe lewati, bahagianya akoe..bea siswa dapat akoe tabung dan membiayai sekolah adikkoe, tapi lagi2 akoe mendapat pukulan, dan kali ini bisa saja membuat akoe mati!keras sekali! bahkan tertabrak keretapun tak akan ada rasanya! ternyata selama ini, biaya kuliahkoe koe dapat dari hasil uang haram!!tanpa koe sadari dan sepengetahuankoe, ayahkoe berjualan minuman keras di terminal! hancur sudah mimpikoe, ketika ternyata ibukoe mendukung ayah. akoe benar2 tamat! "akoe ingin mati hari itu juga" pintakoe. tapi akoe tak bisa hancur, akoe harus meluruskan smoa kesalahan ini. akoe akan bertanggung jawab. akoe bekerja lagi, koe tinggalkan kuliahkoe. akoe yakin kebahagiaan setahun ini hanya semu, rumah besar, kuliahkoe, motor, perhiasaan ibu yang tak wajar banyaknya, uang melimpah, akoe pikir ayah mendapat proyek bangunan yang dulu pernah dia kerjakan namun bangkrut, smoa bohong!!akoe dibohongi mentah2! akoe terperangkap setan dalam keluargakoe sendiri. daging yang ada dalam tubuh haram, ilmu yang koe timbah juga uang haram! ayah semakin menjadi jadi, mereka meminjam uang rentenir untuk penambahan modal berjualan di rumah, nafas ini terasa berhenti saat kebangkrutan dan bunga rentenir yang di perbanyak! akoe putuskan pergi meninggalkan rumah. ntah julukan apa yang pantas untuk anak seperti akoe, pergi meninggalkan keluarga yang masih diselimuti nista dan kemaksiatan."ampuni akoe ya robb, akoe tak kuat menanggung beban seberat ini" doakoe, istighfarkoe terus mengalir di sepanjang jalan menuju terminal. teringat ibukoe menangis melihat akoe membentak dan membrontak kekeliruan itu pagi tadi,
"ayah mau melihat daging2 yang ada ditubuh ini menjadi gumpalan api???membusuk??dan Alloh melaknat perbuatan ini yah!!" teriakkoe tanpa menyadari bahwa akoe sedang berbicara sama siapa. ayahkoe menamparkoe dengan keras saat akoe mencoba menjelaskan 10 laknat Alloh terhadap hambanya yang berhubungan dengan minuman haram itu! akoe terkapar, dan tiba2 ada bisikan kalo akoe harus pergi menjahui semoa ini, ntah ini bisikan syetan atau memang kebenaran nuranikoe, keputusan ini sangat berat tak sanggup akoe menghadapi para pemabuk2 yang setiap hari menghampiri rumahkoe. pria2 muda yang masih bermasa depan mengorbankan hidupnya demi setan keji. wajah2 yang seharusnya bermartabat, benar2 tercoreng, tak lebih dari seekor hewan. akoe berhenti sejenak menghembuskan nafas dan membuang jauh2 bayangan menyakitkan itu. akoe berjalan namun langkahkoe terhenti di pertigaan jalan dekat terminal, ada seorang laki laki mengenakan baju koko warna putih dengan sarung hijau tua menghadang jalankoe. akoe mencoba terus berjalan dan mencari celah kosong, tapi laki laki itu terus menatapkoe dan mencoba menghentikan langkahkoe. akoe berhenti, "kalo kau mau merampas hartakoe, ini ambil semuanya, ada uang 5ratus ribu didalam rangselkoe, dan ijazah, serta baju2, tapi biarkan akoe pergi." pintakoe datar tanpa canggung menuduh laki laki seperti ustad itu orang jahat. laki laki itu hanya tersenyum kecil dan terus menatapkoe. hatikoe terasa aneh, akoe beranikan menatapnya, terlintas dalam ingatankoe, seperti pernah melihat, dan memang benar, hanya dalam waktu beberapa detik akoe sudah mengenalinya walaupun dalam kegelapan. dia adalah orang yang biasa nongkrong di depan rumahkoe dengan minuman2 kerasnya yang dia beli di ayahkoe. akoe menatap dia heran dan penuh tanya, "kenapa dengan dirinya??apa dia sudah bertaubat?" bisikkoe dalam hati."ah masa bodoh! akoe pasti salah orang!tapi setiap manusia kan bisa berubah!ah udah lha akoe harus pergi." pikirkoe lalu akoe ambil rangsel yang koe letakkan di depannya, dan koe langkahkan kakikoe lagi."tinggallah sejenak dirumahkoe, hari sudah larut." pintanya. "ternyata dia tak bisu." gumankoe. akoe tak mempedulikan, akoe terus berjalan tanpa rasa takut, karna rasa takutkoe lenyap bersama cerahnya mentari dan dinginya malam. "tak ada orang selamat di terminal itu, kalo nggak dijambret, di gangguin, ya diperkosa." ucap dia mendekatikoe dan membisikkan kata terakhirnya di sebelah telingakoe. akoe merinding mendengarnya, dan menoleh pelan tanpa berkomentar apapun. "ayo, rumahkoe di ujung jalan.." dia mulai berjalan agak menjauhikoe. dan ntah kenapa akoe bisa mengikutinya. akhirnya akoe menginap dirumah dia, laki laki aneh yang suka mengumbar senyumanya itu. keluarga dia baik sekali, dan sangat bahagia walaupun terdiri dari 3 orang. dia, ibunnya, dan adiknya perempuan yang sekarang duduk dikelas 2 SMA. keesokkan harinya akoe membereskan barang2koe dan berniat pergi, dirumahnya mulai sepi, adiknya berangkat sekolah dan ibunya pergi mengajar di SD. dia menghampirikoe dan duduk agak jauh dari ruang kamar."gimana tidurmoe?" tanyanya lagi2 dengan senyuman khasnya. koe lihat wajahnya cerah, rambutnya bersih tak sekumal yang koe lihat dulu. "apakah dia berubah??" lagi2 akoe hanya bisa bertanya tanya. dan tak semudah itu mempercayai walaupun jelas jelas koe lihat shubuh tadi dia mengumandangkan adzan dengan suaranya yang meneduhkan jiwa jiwa yang haus. "nyenyak.."jawabkoe membohonginya. dia mengeryitkan dahinya seperti tau kalo akoe membohonginya. "syukurlha..soalnya adikkoe sering ngigau..jadi akoe khawatirnya kamoe gak bisa tidur gara2 berisik." "nggak kok. oh iya akoe mau pamitan sekarang ya..emmm.." "namakoe deni, kamoe pasti sudah sering melihatkoe kan? dan kamoe rena kan?" ucapnya memotong bicarakoe. akoe tersenyum dan sedikit bertanya tanya,"tau darimana dia kalo namakoe rena?" "akoe harus pergi sekarang mas..terimakasih udah ngasih akoe tumpangan.." singkatkoe agar akoe lekas pergi. "hmmm..tak ada pertanyaan kah?" akoe tersenyum kecil,"apa yang harus akoe tanyakan? yang pasti akoe senang nggak melihatmoe datang kerumahkoe.." "perhatian juga ya kamoe ternyata..hmmm.." akoe jadi malu sendiri dan ingin akoe tarik kembali ucapankoe tadi. terasa berat beranjak dari kamar ini, akoe diam menyimak apa saja yang dia ceritakan. tentang kenakalannya saat remaja, sering mengomsumsi narkoba, minuman keras, mempermainkan perempuan, berbuat seenak jidatnya. dan akoe tersenyum tanpa komentar, tapi kalimat terkhirnya sempat membuat akoe tertegun dan tak bisa koe percayai. "semoa ini juga karna kamoe re, kamoelha perantara Alloh untukkoe..smoa ucapanmoe kepada keluargamoe membuat akoe jadi merinding dan sadar akan kesalahan fatal yang sudah lama koe perbuat.." dia menjelaskan dengan seksama.
"makanya koe tak perna melihatmoe lagi.." ucapkoe dalam hati. koe perhatikan keseriusannya dalam bercerita. benar adanya tanpa ada rekayasa. ternyata dia sering mendengar pertikaian antara akoe, ayah dan ibukoe. memang tak sekedar ucapan keras dan sindiran terhadap kekeliruan keluarga, namun didalamnya koe selipkan hadist2 dan firman alloh sekenanya dan seingatkoe saja. tapi dalam hati ada rasa bersalah dan kecewa, kenapa harus sampai mengucapkan kalimat itu dulu untuk menyadarkan mereka, beruntung kalo mereka menyadarinya, menggubris saja tidak. akoe menangis sedih. dia memperhatikan akoe dan memberikan sapu tangan coklatnya. akoe menolak lalu bersiap siap pergi. "makasih.." koe ucapkan kalimat terakhir dengan hati yang berdebar debar. perasaan koe bercampur aduk, ntah apakah masih bisa akoe membedakan perasaan bahagia, sedih, ataupun cinta. "hati2 re.." "iya, Assalamualaikum Mas." "waalaikum salam..semoga Alloh selalu melindungimoe..dan mempertemukan kita kembali..amin" ********************************* dua tahun sudah koe meninggalkan rumah dan seisinya, ayah, ibu, dan adikkoe apa kabar mereka? hampir setiap hari tak pernah ada air mata yang tak jatuh.."seperti anak durhaka"
itulha yang selalu menghantuikoe akhir2 ini. tapi inilha jalan terbaik yang sudah Alloh tentukan pada semua hamba hamba-NYA. akoe bekerja sebagai administrasi di perusahaan swasta yang cukup besar di Jakarta. ntah angin apa yang membawakoe hingga berani2nya mengijakkan kaki di kota yang serba ada itu, kemunafikan, korupsi, kolusi, nepotisme, liberalisme, semoa ada didalam ibu kota indonesia ini. beruntung dengan kuliah setahun dan ijazah SMK akoe dapat ditrima bekerja dikantoran. pagi buta akoe harus bersiap siap berangkat kerja, telat beberapa menit saja ke jalan raya, tak bisa dibayangkan bisa nyampai siang di kantor. vespa warna biru yang koe beli setahun lalu selalu menemanikoe kemanapun koe pergi. "gaji udah naik gitu kok ya masih pake vespa to Na??" sindir temankoe sekerjaan yang selalu komplain saat koe parkir vespakoe dibarisan mobil dan motor yang pastinya tak semewah vespakoe. tak seperti biasa, pagi ini akoe dikejutkan dengan gosip yang menyebut nyebut namakoe. akoe tetap cuek dan sama sekali tak menggubris celoteh mereka. "kemaren pak Niko mau ngajakin kamoe makan siang lho Na, sayangnya kamoe udah makan siang duluan..jadi ya gak jadi deh.." ucap teti sahabat terdekatkoe di kantor. akoe hanya tersenyum, walaupun akoe gelisah. karna sekalipun teti tak pernah membohongikoe. usai makan siang, mendadak ada laporan kalau ada lembur hari ini. akhir bulan yang melelahkan, akoe sempat geleng geleng kepala. sudah satu minggu penuh akoe lembur. tapi alhamdulillah, ada banyak sisa rejeki yang bisa koe bagikan untuk keluargakoe disana. ntah mereka tau atau tidak siapa pengirim uang untuk mereka, yang pasti harapankoe mereka bisa hidup bahagia. akoe lihat ada seseorang dibalik pintu ruangankoe, akoe diamkan saja dan terus koe lanjutkan mengetikkoe. tak lama kemudian pak niko mendatangikoe dan membawakan teh hangat untukkoe. akoe tertegun dan jadi risih dengan sikap dia. pak niko adalah manajer pemasaran, dia disegani dikantor, prestasi kerjanya membanggakan dan tak koe pungkiri akoe acungkan jempol buat dia. banyak wanita2 menggilainya, bahkan sempat ada yang mau bunuh diri hanya demi dia. "minumlha...agar badanmoe fresh.." pintanya. "makasih pak, tak seharusnya bapak membuatkan saya minuman, saya bisa membuat sendiri nanti." "gak papa kok Re, tadi akoe bikin, jadi sekalian bikin buat kamoe." dia selalu memanggilkoe "re" padahal yang lain memanggil "na" memang ada yang aneh sama pak niko, dari awal bertemu akoe sudah merasa dia memang menyimpan sesuatu untukkoe. tapi akoe tak pernah menanggapinya. karna itu hal yang tak mungkin. masih banyak wanita2 berkedudukan dan cantik yang bisa menjadi kekasihnya. "setelah ini langsung pulang?" tanyanya. akoe tersenyum,"iya pak." jawabkoe singkat. "sudah ada rencana makan malam dimana?" "ada mie instant dirumah pak, jadi tak perlu pergi kemana mana untuk makan malam nanti." "mie??" akoe hanya tersenyum melihat wajah pak niko yang tak percaya melihatkoe makan malam mie instant. ntah lha akoe tak pernah merasakan keluhan apapun. Alhamdulillah akoe selalu sehat, hanya itu yang koe rasakan. Pak Niko bergegas tanpa pamit, dan ntah angin apa yang membawa dia kembali, secepat kilat dia membawa dua bungkus makanan. "udah selesaikan?" tanyanya sambil melihat lihat data yang sudah koe bereskan. "iya Pak, sudah." "kita makan! akoe tunjukan tempat paling indah di gedung ini." ucapnya penuh percaya diri, seolah akoe akan mengiyakan ajakannya. akoe terdiam, dan mengikuti saja langkahnya pergi. ternyata memang benar apa yang dia katakan, setelah melewati lantai demi lantai yang terbawa oleh ruang kotak pengap, lift. "subhanalloh..." akoe benar2 menikmati pemandangan malam diatas gedung tertinggi nomor 3 di Jakarta. penuh bintang, kendaraaan lalu lalang dibawah sana seperti lampion2 yang bergerak cepat layaknya kunang. akhirnya kita larut dalam keheningan malam, menikmati makanan padang yang sama sekali bukan makanan favoritkoe, tapi tak apalah yang penting halal dan ikhlas memberikannya. semenjak itu, hubungankoe sama Pak Niko menjadi dekat, sempat dia menawari akoe untuk dijadikan kekasihnya. "maaf, menginjak dewasa ini, tak terpikirkan olehkoe untuk berpacaran, kalo Bapak mau, kita ta'arufan saja." pintakoe kepadanya yang hanya dibalas kediaman dan kerutan dahinya. tapi ntah apa yang dia pikirkan dan kenapa? dia semakin mengakrabikoe dan sangat menghormati keputusankoe.
Jumat, 26 Maret 2010
Diposting oleh tya di 22.27
Label: Artikel Softskil (Pancasila)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar